Tiga Raja Dan Lima Kaisar

Standard

Budaya-Tionghoa.Net |Negeri Tiongkok memiliki sejarah, filsafat dan kebudayaan yang panjang. Banyak para pemikir/filsuf besar telah terlahir di negeri ini dan diantara para filsuf besar ini mendirikan aliran pemikirannya masing-masing. Selain itu, dalam bidang seni budaya, negeri ini juga banyak menghasilkan karya-karya besar, seperti istana-istana, karya-karya satra klasik, berbagai rupa patung-patung, dan lain sebagainya. Tetapi sebelum membahas lebih jauh mengenai sejarah, filsafat dan budaya Tiongkok, akan dibahas terlebih dahulu mengenai cara pandang Bangsa Tionghoa terhadap negerinya.

BAGIAN TULISAN
Mitologi Penciptaan
Awal Peradaban Tiongkok dan Jaman Legenda
Kaisar Purba & Pengaruh Modern
Kenapa Huang Di juga disebut Xuan Yan?
Lima Raja purba:
Sistem pemerintahan
Secara etimologis, kata “Tiongkok” terbentuk dari dua kata, yakni “Tiong” 中 (Zhong, dalam dialek Mandarin) dan “Kok” 国 (Guo, dalam dialek Mandarin). Tiongkok artinya “Negeri Tengah.”. Hal ini menandakan bahwa Bangsa Tionghoa memandang diri mereka sebagai pusat dari dunia atau terletak di tengah-tengah dunia.

Sebutan ini bukan baru ada pada jaman sekarang, namun sudah ada sejak jaman dahulu kala, dimana ada empat (4) bangsa yang dianggap barbar yaitu Man 蛮 (selatan), Di 狄 (utara), Yi 夷 (timur), Rong 戎 (barat). Selain istilah Zhongguo, juga ada istilah Zhong Yuan. Penggunaan istilah ZhongYuan 中 原 telah ada dalam kitab Guo Yu yang dikumpulkan Zuo QiuMing 左 丘 明 pada kitab LiYi 礼 仪。

Pengertian Zhongguo dengan ZhongYuan dapat dibedakan dari segi pemakaiannya, yaitu Zhong Yuan mengacu kepada geografis dan Zhongguo mengacu kepada negara. Masalah pemakaian kedua istilah ditekankan disini karena pada masa-masa dinasti Shang 商, Zhou juga menyebut negaranya sebagai Zhongguo yang mengacu kepada negara bukan geografis. Misalnya pada kitab He ZunMing 何 尊 铭 yang telah ada pada masa Zhou barat.Jauh sebelum penggunaan kata Zhong Hua 中 华, kata yang umum digunakan adalah HuaXia 华 夏, terutama pada masa pra dinasti Qin dan dinasti Qin 秦.

Kata Huaxia mengacu kepada bangsa yang mana setelah dinasti Han 汉, kata yang sering digunakan adalah Han Ren 汉 人 atau Tang Ren 唐 人. Kata-kata yang mengacu kepada Hua Xia bisa ditemukan di Zuo Zhuan 左 传 dan kitab Meng Zhi 孟 子.

Sedangkan dalam kamus Shuo Wen Jie Zi 说 文 解 字 yang merupakan salah satu kamus acuan dalam membuat kamus modern menyatakan sebagai berikut: Hua adalah agung dan jaya, Xia adalah orang negeri tengah (Zhong Guo).

Maksud Zhong Guo disini adalah Zhong Yuan atau dataran tengah yang merupakan pusat dari 4 arah atau SI FANG 四 方 yang kadang disebut SI YI 四 夷.Zhang TaiYan 张太炎 beranggapan bahwa pada orang Tiongkok jaman purba menyebut dirinya sebagai suku Xia dan Hua sebagai nama negara.

Kata Xia berasal dari sungai Xia dan Hua adalah gunung Hua. Sering pula disebutkan dalam kata-kata kuno yang kadang masih disebut hingga hari ini adalah, “suku Hua Xia menetap disekitar gunung Hua dan pinggir sungai Xia.”Dalam Jia Gu Pu Ci 甲 骨 朴 辞 (oracles bones) sendiri mengatakan bahwa HUA adalah dewa sungai Huang He 黄 河. Yang menunjuk juga Hua Yue atau gunung Hua di SanXi, daerah Guan Zhong.

Penyelidikan Feng TianYv mengatakan bahwa leluhur jauh dari suku Zhong Hua atau yang disebut Zhong Hua Min Zhu adalah Hua Xia, Dong Yi dan Miao Man. Daerah pergerakan dan kekuasaan Dong Yi adalah sekarang yang disebut San Dong, tenggara He Nan dan An Hui tengah, yang jejaknya antara lain adalah kebudayaan Da Wen 大 汶, San Dong Long Shan 龙 山, Qing Lian Gang. Tokoh legenda, Hou Yi si pemanah matahari dan Chi You berasal dari grup ini.

Daerah kehidupan Miao Man adalah sekarang yang disebut Hu Bei, Hu Nan, Jiang Xi. Jejaknya adalah antara lain kebudayaan Liang Zhu, He Mu Du, Qv Jia Ling. Tokoh legenda adalah Fu Xi, Nv Wa, San Miao, Zhu Rong yang berasal dari grup ini.Hua Xia, daerahnya adalah dataran tinggi Huang He, sepanjang pesisir Huang He, daerah tengah dan utara Tiongkok. Jejaknya antara lain adalah kebudayan HeNan Long shan, YangShao. Hua Xia memiliki 2 pemimpin yang akhirnya bergabung yaitu Huang Di dan Yan Di.

Berdasarkan cerita-cerita kuno, mitos dan legenda yang bercampur baur menjadi satu, didapat istilah keturunan Yan Huang atau yang menjadi suku HuaXia atau cikal bakal suku Han.Yang menjadi pandangan umum dan berdasarkan catatan-catatan historis maupun legenda serta mitos adalah suku yang bermarga Ji dan dipimpin oleh Huang Di, bertempat di daerah ShaanXi dan suku bermarga Jiang, dipimpin oleh Yan Di. Kedua suku ini kemudian berseteru dan disebut perang Ban Quan 阪 泉。Suku yang dipimpin Yan Di kemudian kalah dan digabungkan menjadi satu suku. Kemudian Huang Di juga menaklukkan suku-suku sekitarnya.

Mitologi penciptaan

Bangsa Tionghoa mungkin satu-satunya bangsa yang tidak terlalu memperdulikan kisah mitos penciptaan seperti mitos-mitos penciptaan yang ada pada bangsa-bangsa lain. Kalaupun ada lebih bersifat filosofis seperti yang termaktub dalam kitab Yi Jing atau perubahan. Hal ini akan mempengaruhi filsuf-filsuf selanjutnya dan para filsuf mencoba membuat suatu pemikiran yang lebih bersifat filosofis dibandingkan dengan mitos-mitos. Misalnya Lao Zi, Lie Zi, Huai NanZi, Xun Zi dan lain-lain. Rata-rata menuliskan mengenai Hun Tun (Chaos) atau suatu konsep yang tidak terkatakan (abstract) dan Yin Yang. Hal ini terlepas dari pemikiran purba bahwa Huang Di sebagai pusat dari segalanya atau juga merupakan penguasa seluruh alam dan para DI (kaisar purba) lainnya.

Walau demikian diluar dari pemikiran filosofis dan pemahaman mereka terhadap DI dan para DI pendahulu, masih ada mitos-mitos lain yang berkembang kemudian.Ada 2 mitologi penciptaan alam dan manusia yang berkembang dalam masyakarat Tionghoa. Yang 1 adalah Pan Gu dan dipercaya bahwa mitologi ini timbul pada masa pasca dinasti Han (masa Tiga Negara) dan disebarluaskan oleh orang negeri Wu.Kisah NvWa sendiri amat menarik dan ada kemungkinan berasal dari Yunnan dan mungkin merupakan sisa-sisa dari budaya Maternalistik. Perlu kita ketahui bahwa 20 marga awal dari bangsa Tionghoa memiliki karakter atau tulisan wanita.
Disini akan dituliskan 2 kisah penciptaan yaitu Pan Gu dan NvWa.

Pan Gu

Alam semesta ini diciptakan oleh Pan Gu. Ia dikatakan terlahir dari sebuah telur dengan memiliki sepasang tanduk, dua gading, serta tubuh yang berbulu. Diceritakan bahwa Pan Gu telah menciptakan alam semesta ini dari batu karang yang melambangkan kekacauan selama 18.000 tahun. Kisah penciptaan Tiongkok lainnya mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari mayat Pan Gu. Matanya menjadi masing-masing matahari dan bulan, darahnya menjadi sungai-sungai, rambutnya berubah menjadi tumbuh-tumbuhan, dan dagingnya menjadi bumi ini. Manusia berasal dari parasit-parasit yang merayapi tubuhnya.

NvWa
Seorang dewi bernama NvWa dipercaya oleh masyarakat Tiongkok kuno sebagi pencipta para mahluk dibumi. Dalam kitab Taiping Yilan 太平御览 disebut bahwa NvWa pada bulan pertama hari pertama menciptakan ayam, hari ke 2 menciptakan anjing, hari ke 3 menciptakan kambing, hari ke 4 menciptakan babi, hari ke 5 menciptakan kerbau, hari ke 6 menciptakan kuda dan pada hari ke 7 menciptakan manusia dengan menggunakan tanah kuning dengan air, cara ini dianggap lamban. NvWa kemudian menggunakan ranting tanaman merambat dan mencelupkan ke dalam rawa-rawa kemudian menggoyangkannya. Lumpur yang menetes dan jatuh ke tanah itu menjadi manusia. Ia pula yang merancang tata cara perkawinan dan menjadi mak comblang semua manusia untuk melanjutkan keturunan.

Diriwayatkan pula bahwa ia telah memperbaiki langit dari kebocorannya. Kebocoran langit tersebut, disebabkan oleh pertempuran antara dewa air (Zhu Rong) dan dewa api (Gong Gong). Dewa api yang kalah kemudian membenturkan kepalanya ke dinding langit sehingga berlubang besar danm air dengan derasnya mengguyur ke bumi. Hal ini merupakan penyebab bencana air bah yang melanda umat manusia pada masa itu.

Negeri Tiongkok telah dihuni oleh manusia semenjak jaman purbakala dan diyakini sebagai salah satu dari pusat kebudayaan tertua dunia. Hal ini terbukti dengan penemuan fosil manusia purba berupa tengkorak yang ditemukan pada tahun 1963. Usia tengkorak tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400.000 SM dan ditemukan di Propinsi Shanxi. Sebelumnya pada tahun 1923 di Zhoukoudian dekat Beijing telah ditemukan pula fosil-fosil Sinanthropus Pekinensis, yang kemudian lebih dikenal dengan istilah manusia Peking.

Manusia purba jenis ini dekat kekerabatannya dengan Pithecanthropus yang hidup di Pulau Jawa selama Jaman Batu. Pada gua Zhoukoudian bagian atas ditemukan sisa-sisa peninggalan manusia purba Jaman Batu Akhir (50.000 � 35.000 SM), yang setara dengan Manusia Cro Magnon di Eropa. Mereka adalah leluhur manusia modern pertama yang hidup di Tiongkok, dimana pada jaman itu telah dikenal perkakas yang terbuat dari tulang dan batu, pakaian dari kulit hewan, serta cara pembuatan api.

Sekitar milenium keempat atau ketiga SM, pada Jaman Batu Baru, terjadilah perubahan besar pada kehidupan masyarakat Tiongkok purbakala. Sejumlah besar orang tinggal menetap pada sebuah tempat dan mulai bercocok tanam serta beternak hewan. Pada kurun waktu ini, telah dibuat perkakas batu yang telah dipoles halus dan masyarakat Tiongkok purba telah mendirikan kemah serta gubuk beratapkan gelagah untuk berdiam. Desa-desa kediaman semacam ini banyak diketemukan pada tepian Sungai Huanghe di dataran Tiongkok Utara. Terlepas dari musim dingin yang keras, daerah tersebut memang cocok untuk bercocok tanam. Kebudayaan semacam ini mirip sekali dengan kebudayaan sungai lainnya, seperti misalnya Kebudayaan Lembah Sungai Nil di Mesir.

Masyarakat pada jaman ini (3000-2000 SM) telah menemukan teknik pembuatan keramik yang dipergunakan untuk menyimpang makanan dan minuman. Terdapat dua ciri khas motif keramik yang ditemukan pada masa itu, yakni yang ditemukan di desa Yangshao dan Longshan.

Legenda-legenda Tiongkok kuno mengungkapkan sedikit penjelasan bagaimana masyarakat pada jaman itu hidup. Pada masa itu agar dapat bertahan hidup orang harus hidup bersama dan memanfaatkan kemampuan bersamanya untuk menghadapi kondisi alam yang tidak bersahabat. Mereka bekerja bersama dan saling membagi makanan yang mereka dapatkan. Orang yang mampu dan berkualitas kemudian diangkat untuk memimpin kelompok masyarakat tersebut, dimana pada jaman tersebut belum dikenal sistim pewarisan kepemimpinan turun temurun. Mereka tidaklah digantikan oleh keturunan mereka, melainkan oleh orang lain yang dianggap memiliki kemampuan yang sama. Hal ini diabadikan dalam legenda Tiongkok kuno mengenai kaisar-kaisar legendaris yang melimpahkan kekuasaannya pada orang yang mereka anggap mampu dan tidak pada keturunannya sendiri.Istilah ini disebut Chan Rang.

Dalam khazanah Tiongkok Purba dan perannya sekarang ini

3 kaisar dan 5 raja yang sering disebut sebagai San Huang Wu Di merupakan suatu kepercayaan turun temurun dan dicatatkan pada kisah Shi Ji atau catatan sejarah oleh Sima Qian. Ada banyak versi mengenai San Huang, tapi sebelumnya kita mengenal terlebih dahulu 2 orang purba yang dianggap menjadi peletak dasar kebudayaan atau suatu era perubahan. You Chao 有巢 adalah masa atau tokoh yang dianggap memperkenalkan pembuatan rumah dan ini adalah masa purbakala. Sedangkan Shui Ren 燧人 dianggap yang memperkenalkan pembuatan api. Seorang filsuf, Han FeiZi 韩非子 menyatakan jasa Shui Ren dalam meletakkan peradaban manusia dalam tulisannya. Selain itu, pada kitab Shi Lu 史路, Li Ji 礼记 juga menuliskan hal yang sama. Zhuang Zi juga menyebut You Chao dalam kitabnya.

Adapun ketiga kaisar tersebut adalah:
Shui Ren FuXi ShenNong 遂人 伏羲神农
FuXi NvWa ShenNong 伏羲 女娲 神农
FuXi ZhuRong ShenNong 伏羲 祝融 神农
FuXi ShenNong Gonggong 伏羲 神农 共工
FuXi ShenNong Huang Di 伏羲 神农 黄帝

Banyaknya sebutan atau tokoh-tokoh yang berbeda untuk ketiga 3 kaisar merupakan hal yang lumrah dan kemungkinannya adalah suatu era. Pada buku ini lebih difokuskan kepada 3 kaisar pada urutan 2 diatas yaitu FuXi NvWa ShenNong 伏羲 女娲 神农.
NvWa dipercaya bahwa Beliau-lah yang meletakkan kesusilaan. NvWa dengan FuXi dipercaya adalah kakak adik yang menjadi suami istri. Dan sering digambarkan sebagai manusia bertubuh ular. Fuxi mengajarkan seni bertani dan membuat jala bagi rakyat sekitarnya serta membuat sistem perhitungan dan administrasi pemerintahan. Secara mitos dipercaya Fu Xi yang membuat Ba Gua. ShenNong dianggap sebagai penemu alat membajak, mencobai tanaman untuk dilihat khasiatnya, membuat gerabah, membuat alat musik qin.

Mengenai Huang Di atau Kaisar Kuning mungkin perlu dijabarkan lebih luas. Masyarakat Tionghua mengakui bahwa diri mereka adalah keturunan Huang Di, dan banyak buku-buku klasik menuliskan mengenai Beliau. Hal ini makin mengukuhkan pandangan bahwa orang-orang Tionghua adalah keturunan Huang Di (Yellow Emperor).Sebutan Kaisar Kuning (Yellow Emperor) merupakan suatu bentuk penghargaan bagi Beliau. Dalam kitab Wei NanZi ditulis bahwa makna kuning adalah bumi yang maha luas.Buku itu juga menuliskan bahwa bumi maha luas ada 5 kaisar yang berkuasa dan berkaitan dengan 5 unsur serta arah. Kaisar Timur menguasai kayu, Kaisar Selatan menguasai api, Kaisar Timur menguasai logam, Kaisar Utara adalah air dan Kaisar yang di Tengah itu menguasai tanah.

Huang Di memiliki seorang pembantu yang amat luar biasa, yaitu Hou Tu (dewa yang menguasai bumi) dan menguasai tanah/memerintah tanah 8 penjuru. Dan karena tanah di Tiongkok berwarna kuning maka Kaisar di Tengah disebut Kaisar Kuning.Legenda menceritakan bahwa Huang Di pernah kegunung Tai Shan dan menemui semua Gui Shen naik kereta yang ditarik gajah dan ada 6 nagabanjir atau naga air tawar (jiao long) mengikutiNya dibelakang. (Catatan: Pandangan bangsa Tiongkok terhadap roh orang mati, yang jahat menjadi gui dan yang baik menjadi shen. Semuanya berkumpul di gunung Tai Shan. Pada kitab San Hai diceritakan bahwa dulu semua roh-roh jahat berkumpul di gunung Kun Lun).

Banyak para ahli sejarah, berdasarkan penemuan-penemuan arkeologi, yang beranggapan bahwa Huang Di menggunakan liong sebagai totem (tu teng) lambang persatuan, terutama setelah Beliau berhasil menyatukan suku-suku lain dan mengalahkan Che You. Hal ini juga yang membuat orang-orang Tionghua beranggapan bahwa diri mereka adalah keturunan naga/liong.Di propinsi Shaan Xi, ada kabupaten yang disebut kabupaten Huang Di Ling atau kuburan HuangDi. Kitab Si Ji juga menuliskan bahwa Huang Di dikuburkan di gunung Qiao (kuburan Beliau sekarang).Pada hari Qing Ming / Ceng Beng banyak orang-orang yang berdatangan ke kuburan Huang Di untuk memberi penghormatan.

Menurut legenda, Huang Di menemukan kereta perang. Dan para prajurit menggunakan kereta untuk berperang. Ketika sedang beristirahat, mereka membuat suatu benteng pertahanan dengan memanfaatkan kereta-kereta, dibuat suatu lingkaran yang saling sambung menyambung dan ada satu lubang tempat keluar masuk tentara. Pusat lingkaran itu adalah tempat komando perang. Kereta perang itu disebut Xuan dan sistem pertahanan itu disebut Yan.

Menurut kitab Guo Yu 国 语, disebut bahwa ayah Huang Di dan Yan Di adalah Shao Dian dan ibuNya You Qiao, marganya GongSun. Menurut legenda, ketika ibuNya ke daerah Qi, mendadak terlihat petir sedang berkelebat di rasi bintang utara. Seketika itu pula hamil dan mengandung selama 24 bulan.Huang Di memiliki 4 istri dan 25 anak, meninggal ketika berumur 121 tahun dan memerintah selama 100 tahun. Dan berdasarkan totem suku Huang Di adalah Xuan Yan atau Tian Yan (Pelochelys Bibroni) yang artinya adalah Yan (sejenis bulus) Surgawi.Di kitab Si Ji ditulis bahwa Huang Di pernah ke gunung Kong Tong dan bertanya soal Tao kepada Guang ChengZi (kaum Taoism menganggap Guang ChengZi adalah penjelmaan dari Lao Zi atau Dao De Tian Zun).

Huang Di berkuasa didaerah HoNan Xin Zheng dan HoBei Zhuo Lu. Huang Di ini orang yang amat jenius (mungkin agak dilebih-lebihkan), diceritakan bawahanNya Feng Hou menemukan kereta kompas (penunjuk arah), perahu, kereta. Juga jago dalam pengobatan, hasil diskusiBeliau dengan tabib sakti Ji Bo dirangkum menjadi satu buku yang disebut Huang Di Nei Jing, Rong Cheng membuat sistem kalender (penggunaannya selain untuk bercocok tanam adalah menentukan hari2 utk upacara penghormatan kepada para leluhur purbakala atau Shang Di). IstriNya Lei Zhu juga yang menemukan teknik pengembangbiakan ulat sutra, pemintalan benang ulat sutra, sepatu. Chang Ji membuat aksara pertama, panah, musik. Ling Lun membuat undang-undang. Depan pintu digambar Shen Yv Du Lei (dewa pintu purbakala dan masih ada hingga kini). Huang Di menemukan cross bow danlain-lain.

Chi You, kepala suku di selatan menyerang banyak suku dan terakhir menyerang Yan Di yang bersekutu dengan Huang Di, sehingga Yan Di pindah kedaerah kekuasaan Huang Di di propinsi HoBei (sekarang). Dan terjadilah perang Zhuo Lu yang terkenal. Chi You berhasil dikalahkandan kepalanya dipenggal di Zhuo Lu. Sampai sekarang di Zhuo Lu itu masih ada kuburan kepala Chi You. Sisa-sisa suku Chi You kabur ke barat dan selatan sedangkan sisanya menakluk kepada Huang Di. Kitab Da Huang Bei Jing menceritakan bahwa peperangan itu dibantu dewa dewimasing-masing pihak. Sejak kekalahan Chi You, suku yang berada dibawah pimpinan Yan Di (Shen Nong) dan Huang Di dilebur menjadi satu dandisebut bangsa Hua Xia.

Banyak ahli sejarah menyebut masa itu adalah masa dinasti Hua Xia. Di lokasi Huang Di miao (bio Huang Di), dibawah kaki gunung kuburan Huang Di ada 4 aksara Ren Wen Chu Zhu yang artinya adalah Leluhur Awal Kebudayaan. Lebih jelasnya Huang Di adalah Leluhur bangsa dan kebudayaan Tionghua.

Sun Yat Sen menuliskan pujian kepada Huang Di sebagai berikut: “Zhong Hua (Tionghua) sudah 5000 tahun berdiri (penelitian dan penggalian arkeologi terakhir menunjukkan lebih dari 5000 tahun, terutama dengan adanya penemuan Hong Shan (bukan Long Shan). Negara Indah Xuan Yan sejak jaman dahulu diwariskan. Menemukan kompas, menghentikan kekacauan dari Chi You, kebudayaan dunia, Akulah yang pertama.”

Dan memang ternyata penemuan-penemuan arkelogi terakhir sudah menunjukkan bahwa budaya Tionghua memang sudah amat tinggi bahkan terbukti sekarang ini teknik persawahan adalah dari Tiongkok, bukan dari India atau Thailand. Walau dalam legenda diceritakan bahwa Huang Di menemukan banyak penemuan, tapi itu tidaklah mungkin ditemukan oleh diriNya sendiri. Beliau hanya melambangkan suatu periode dan Beliau itulah pusat periode itu. Sejarawan Fan WenXian mengatakan, “Jaman purbakala banyak para kaum terpelajar menganggap Huang Di adalah bapak bangsa Tionghua, karena itu banyak penemuan dilimpahkan kepada Beliau sebagai suatu bentuk penghormatan.”

Lima Raja Purba

Huang Di 黄帝
Zhuan Xu 颛 顼
Di Ku 帝 喾
Yao 尧
Shun 舜
Kaisar Yao mewariskan kekuasaannya pada Shun dan Shun pada gilirannya menunjuk Yu dan seterusnya. Untuk mempertahankan hidupnya terhadap berbagai bencana alam serta penyerbuan suku-suku dari luar, orang-orang pada jaman itu harus berjuang keras. Legenda Tiongkok mencatat pula mengenai Yu yang harus berjuang keras menangani bencana banjir besar yang sedang melanda Tiongkok saat itu. Ia menggali saluran-saluran yang dalam sehingga banjir dapat dialirkan ke laut. Saluran-saluran yang digalinya kemudian menjadi empat sungai besar Tiongkok, yakni Huanghe, Yangzi, Han, dan Huai. Yu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Untuk menyelesaikan hal tersebut ia memerlukan waktu tiga belas tahun. Dalam masa pekerjaan tersebut, telah sering ia melewati rumahnya sendiri, namun ia tidak pernah singgah sekejap pun. Bahkan pada saat itu ia baru saja menikah selama empat hari dan dikisahkan pula bahwa Yu tidak pulang ke rumahnya, meskipun ia mendengar suara tangis anaknya yang baru lahir.

Tsui Chi, seorang ahli sejarah Tiongkok dalam bukunya yang berjudul A Short History of Chinese Civilisation berpendapat bahwa kisah mengenai Yu tersebut berdasarkan suatu peristiwa yang benar-benar terjadi. Dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa Yu adalah seorang kepala pemerintahan atau seorang pembesar berkedudukan tinggi dan merupakan ahli dalam bidang pengairan. Ia berhasil menggali dasar-dasar sungai yang telah tertimbun, sehingga air dapat mengalir kembali dengan lancar. Dengan demikian negeri Tiongkok terhindar dari banjir. Peristiwa sejarah ini kemudian lambat laun berubah menjadi dongeng.

Salah satu dongeng tersebut terdapat dalam Kitab Huai Nanzi yang ditulis pada abad kedua sebelum Masehi. Menurut dongeng tersebut, Yu biasa mengubah dirinya menjadi beruang. Kala istrinya datang membawakan makanan, maka ia tidak boleh langsung menjumpai suaminya. Haruslah terdengar bunyi tambur terlebih dahulu, barulah ia dapat berjumpa dengan suaminya, oleh karena bunyi tambur tersebut sebagai isyarat bahwa Yu telah berubah kembali menjadi manusia. Suatu kali tatkala masih menjadi beruang, Yu tersandung sebuah batu dan jatuh menimpa tambur tersebut. Akibatnya terdengarlah suara tambur dan istrinya mengira bahwa hal tersebut sebagai isyarat bahwa ia telah boleh datang berjumpa suaminya. Ternyata Yu masih belum sempat berganti wujud dan ia merasa malu melihat wujud suaminya yang berupa beruang tersebut. Karena malu ia melarikan diri ke kaki Gunung Sunggao dan berubah menjadi sepotong batu padas, padahal saat itu ia sedang hamil. Yu sangat bersedih atas hal tersebut dan memohon pada batu tersebut agar anaknya dikeluarkan. Menurut dongeng, batu padas tersebut kemudian merekah dan dari dalamnya keluar seorang anak.

Lambat laun, sistem penggantian kekuasaan semacam itu digantikan oleh sistem pewarisan kekuasaan berdasarkan keturunan. Tatkala Kaisar Yu sudah tua ia bermaksud menyerahkan kepemimpinannya pada Bo Yi. Namun putera Yu yang bernama Qi, berhasil membunuh Bo Yi dan merampas kekuasaan, semenjak itu mulailah sistim pemerintahan secara turun temurun yang bertahan selama lebih dari 4000 tahun (hingga tahun 1911). Dinasti yang didirikan Qi dinamakan dinasti Xia (2205-1766 SM).

Sima Qian seorang ahli sejarah mencatat bahwa Dinasti Xia memiliki tujuh belas orang raja. Meskipun pada akhirnya sistim pemerintahan berdasarkan pelimpahan kekuasaan secara demokratis digantikan oleh sistim pemerintahan otokrat, tetap saja hal ini menunjukkan kemajuan dalam kehidupan sosial Bangsa Tionghoa. Selama pemerintahannya yang berlangsung kurang lebih sekitar 400 tahun tersebut, terjadilahkemelut terus menerus yang berupa agresi dari luar serta konflik internal. Raja terakhir Dinasti Xia, yakni Jie adalah seorang penguasa yang lalim. Pada saat negaranya dilanda kekacauan ia malah bersenang-senang dengan cara memerintahkan pembangunan istana yang besar bagi kepentingannya sendiri. Tang, seorang penguasa Shang, sebuah negara kecil, berhasil menumbangkan Dinasti Xia, dan mendirikan dinasti baru, yakni Shang.

696px-Neolithic_china.svg

Keberadaan dinasti Xia ini masih diragukan, dan sering dianggap sebagai bagian dari jaman legenda namun peninggalan dari Kebudayaan Longshan serta Erlitou menyediakan bahan yang melimpah bagi penelitian mengenai Dinasti Xia yang misterius. Sebagai tambahan para ahli telah menyepakati untuk mengasosiasikan peninggalan dari Kebudayaan Long Shan tersebut dengan Dinasti Xia.

Menurut legenda, FuXi menggunakan istilah Long (naga) bagi para pembantunya. Disebut Chi Long 赤 龙, Hei Long 黑 龙,Huang Long 黄 龙, Qing Long 青 龙, dan Bai Long 白 龙. Shen Nong menggunakan istilah Huo atau Api bagi para pembantunya dan Huang Di menggunakan istilah Yun (awan) bagi para pembantunya.Dengan istilah yang sederhana ini dan jumlah yang tidak banyak menunjukkan kemungkinan bahwa periode 3 kaisar purba ini adalah bersifat kesukuan dan belum berkembang menjadi suatu sistem pemerintahan yang lengkap dan jelas.

Pada masa kaisar ZhuanXu dibuat suatu sistem pemerintahan berdasarkan 5 arah. Misalnya untuk upacara ritual adalah pejabat Selatan atau Nan Zheng Guan 南 正 官 dan untuk mengurus rakyat adalah pejabat utara atau Bei Zheng Guan 北 正 官. Disini sudah menjabarkan adanya sistem yang lebih tertata dibandingkan masa sebelumnya.

Pada masa Yao dan Shun, sistem pemerintahan menjadi lebih jelas dan pembagiannya yang meliputi banyak orang sebaai pejabat yangmengaturnya denga baik dan lebih bersifat penataan pemerintahan berdasarkan jenjang hieraki serta wilayah. Point ini yang dipercaya nantinya yangakan menjadi dasar bagi dinasti Xia.
Kehidupan masyarakat: Tumbuhan ge (Pueraria thunbergariana) merupakan bahan yang digunakan untuk membuat kain dan sutra juga dipercaya sudah digunakan sebagai bahan pakaian.
Penggalian arkeologis sudah menemukan bahwa 10.000 tahun yang lampau telah ada hasil pertanian di daratan Tiongkok. Dan diperkirakan kira-kira 4500 tahun yang lampau, kaisar mitos Yan atau Shen Nong sudah membuat sistem pertanian yang terpadu dan terorganisisir secara baik . Tidak asal menanam saja. Dengan ditemukannya sistem bajak membuat hasil pertanian lebih baik lagi.Leluhur pendiri dinasti Zhou yaitu Hou Ji 后 稷 adalah pejabat pertanian pada masa kaisar Yao dan Shun.
Astronomi:Pengetahuan astronomi bisa dikatakan tumbuh bersamaan dengan lahirnya kebudayaan bangsa Tiongkok. Hal ini kemudian berkembang menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang akan melandasi budaya Tiongkok kelak. Faktor-faktor penyebab lahirnya astronomi lebih disebabkan karena faktor pertanian sebagai soko guru dalam perkembangan ekonomi masyarakat purba.Untuk itu diperlukan sistem perhitungan yang berdasarkan pergerakan bintang dilangit dan perubahan alam disekitarnya. Karena itulah diperlukan suatu sistem untuk menghitung pergerakan cuaca dan musim agar hasil pertanian bisa lebih baik lagi.
Sistem penghitungan Tian Gan atau cabang langit dipercaya sudah dibuat pada masa Huang Di. Dalam catatan Shi Ji, ditulis bahwa Huang Di menggunakan Ci 策 untuk menghitung hari.Yang dimaksud Ci ini adalah semacam batang bambu. Cara menghitungnya adalah dengan mengeser batang bambu itu setiap hari hingga 10 kali.

Setiap pergeseran itu menggunakan istilah Jia Yi Bing Ding Wu Ji Geng Xin Ren Gui. Cara ini kemudian digabungkan dengan Di Zi atau ranting bumi dan menjadi dasar perhitungan kalender bangsa Tionghoa nantinya.Faktor pengamatan terhadap matahari dan bulan juga membuat lahirnya sistem kalender Lunisolar bangsa Tionghoa. Pengamatan terhadap pergerakan bulan melahirkan perhitungan bahwa dari 2 periode bulan penuh adalah 59 hari dan 12 kali proses perubahan itu memakan waktu 354 hari. Faktor pengamatan matahari juga membuat timbulnya pemahaman arah bahwa Timur adalah tempat matahari terbit dan barat adalah matahari terbenam.
Pengobatan:Dalam catatan Di Wang Shi Ji 帝王世纪 dituliskan bahwa Fu Xi mengobati orang dengan tusuk jarum. Disini bisa kita ketahui bahwa pengobatan dengan tusuk jarum sudah dikenal sejak jaman dahulu kala dan berkembang menjadi pengobatan akupuntur (tusuk jarum) seperti yang dikenal di masa kini. (catatan: pengobatan yang dilakukan Fu Xi sebenarnya menggunakan batu tajam atau tulang, bukan menusuk dengan jarum)

Catatan : kesibukan para moderator dan team yang menyumbangkan tulisan membuat tulisan ini tersendat-sendat dan berjalan di tempat. Saya berharap sedikit tulisan yang telah dibuat ini bisa menambah khazanah pengetahuan kita semua. Semoga dari tulisan singkat ini, kita bisa memulai suatu diskusi yang sehat.
Hormat saya
Xuan Tong

Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghoa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *