Perkembangan Agama Tao Di Indonesia

Standard

PERKEMBANGAN AGAMA TAO

DI INDONESIA

Oleh : Ardian Cangianto[1]

ABSTRAK

            Taoisme adalah agama yang lahir di Tiongkok dan memiliki perjalanan panjang dalam peradaban serta kebudayaan Tionghoa. Pengaruh Taoisme merasuki sendi-sendi kehidupan masyarakat Tionghoa baik dari segi sebagai agama maupun filsafat kehidupannya. Taoisme sebagai lembaga keagamaan terbentuk pada masa Zhang Daoling di masa dinasti Han Timur dan ini berarti Taoisme sebagai agama sudah berumur 2000 tahun  dan umur itu tidaklah pendek untuk memberikan pengaruh pada etnis Tionghoa dan budayanya. Continue reading

Kumpulan Puisi Kontemporer Tiongkok (4)

Standard

Budaya-Tionghoa.Net |Melanjutkan Kumpulan Puisi Kontemporer Tiongkok (1) , (2) , dan (3);

4. Puisi Ye Yanbin:

Biodata Singkat:

Ye Yanbin ( 1948 – … ), penyair Tiongkok kelahiran Kota Heilongjiang, Propinsi Haerbin, pada tahun 1948. Karya puisinya dalam bentuk buku kumpulan puisi  adalah “ Tidak Menyesal”, “Tahanan dan Merpati Putih”, “Kesan Abad 21”, dll. Continue reading

Mengenal Kelenteng Thian Siang Seng Bo

Standard

Prolog

Sore itu aku heran melihat Om So Soe Tat tetanggaku sedang menggerakkan gerakkan 3 buah lidi yang membara di atas kepalanya saat itu aku masih duduk di SD Santo Yusup Semarang. Karena penasaran aku tanyakan apa yang sedang ia lakukan dan apa yang dia bawa, dan Om So Soe Tat menerangkan bahwa ia sedang bersembahyang kepada Tian  天 dan lidi yang ia pegang namanya hio. Continue reading

Hari Airmata Hitam

Standard

Image : Wikimedia

Budaya-Tionghoa.net| Tanpa kita sadari, tahun ini reformasi telah berjalan 10 tahun. Reformasi telah menelan banyak korban, baik harta-benda maupun nyawa anak bangsa. Semoga semua pengorbanan itu tidak sia sia. Semoga pengorbanan itu menjadi awal dari perbaikan nasib bangsa. Mari kita doakan arwah para korban peristiwa Trisakti, peristiwa Semanggi, dan peristiwa Mei. Semoga mereka semua mendapatkan tempat yang layak di sisi-NYA. Mari kita isi perjuangan mereka dengan perbuatan. Tanpa pengorbanan mereka, kita tidak akan sampai di titik ini. Continue reading

Menghayati Kelenteng Masyarakat Tionghoa – Part 2

Standard

Seni dan Kelenteng

Jacob Sumardjo menuliskan : “Benda-benda budaya warisan masa lampau itu sebenarnya sudah menceritakan dirinya sendiri. Benda-benda itu punya struktur luar yang segera nampak, itulah kuantitas. Dari struktur yang nampak itu terdapat system hubungan unsur-unsurnya yang hanya bisa dipahami melalui pola pikir tertentu. Dan pola berpikir benda-benda itulah yang masih tersembunyi, masih bisu, sehingga kita harus membuatnya agar bisa bicara tentang dirinya”[1] Continue reading

Marga Angkatan Nama : Nama dalam Penamaan Tionghoa.

Standard

Image : Ardian Cangianto
Rumah Abu Marga Tan , Singapura

Budaya-Tionghoa.net| Diintisarikan dari thread grup FB Budaya Tionghoa pertanggal 5 Febuari 2014 . Awal mulanya adalah pertanyaan seorang member akan arti 3 kata dalam nama Tionghoa. Diberikannya contoh nama “Tan Hok Kie”. Tan Hok Kie ini terdiri dari marga (Tan), angkatan/level (Hok) dan nama (Kie). Terkait dengan angkatan/level, setiap keluarga memiliki perbedaan. Jadi, antara keluarga Tan dengan keluarga marga lain, untuk urutan angkatan tidaklah sama. Masalah angkatan ini bisa berbentuk sebuah syair/puisi. Bilamana sudah habis, akan diulang kembali dari huruf pertama. Syair tersebut bisa didapat dari perkumpulan marga ataupun catatan keluarga ataupun dusun/kampung keluarga di tanah leluhur.

Continue reading

Sne (Marga) Tionghoa Dari Jaman Ke Jaman

Standard

Sne Tionghoa telah melalui zaman yang sangat panjang. Sekitar 3000 tahun sebelum Masehi (5000 tahun yang lampau) sudah diperkirakan adanya sne. Konon, Huang Di [Wni Te] 黄帝 (Kaisar Kuning), yang merupakan kaisar pertama yang dikenal orang Tionghoa, pernah memberikan 12 macam sne yang berbeda kepada anak-anaknya, yaitu: Ji [Ki] 姬,You [Yu] 酉, Qi [Ki] 祁, Ji [Ki] 己, Teng [Teng] 滕, Ren [Jim] 任 , Xun [Sun] 荀, Jian [Kiam] 葴, Xi [Hi] 僖, Ji [Kit] 姞, Xuan [Huan] 儇, Yi [Yi] 依. Continue reading

Menghayati Kelenteng Sebagai Ekspresi Masyarakat Tionghoa – Part 1

Standard

Pada saat mendengar kata kelenteng, yang terbersit secara umum adalah tempat ibadah orang Tionghoa, dimana tentunya pandangan itu tidak seratus persen benar, karena dalam perjalan sejarahnya, kelenteng memiliki makna-makna keagamaan yang bersifat universal dan tidak hanya untuk orang Tionghoa saja. Tapi di sisi lain, kelenteng mengandung unsur-unsur budaya Tionghoa yang kental dan semua itu adalah symbol yang memiliki makna-makna moralitas. Penanaman nilai moral itu dilakukan melalui bahasa symbol dan imaji selain bahasa oral dan teks. Continue reading